Saptonan merupakan
agenda tahunan yang diadakan setiap momen peringatan Hari Jadi Kuningan.
Bahkan, dulu acara ini diadakan di lapang yang lokasinya dekat kantor bupati
dan gedung DPRD Kabupaten Kuningan. Saperti pernah beberapa kali diadakan di
lapang Randu Kelurahan Cijoho, lapang Kertawangunan Kecamatan Sindangagung dan
lapang sekitar kawasan wisata Linggajati Kecamatan Cilimus. Lapang Desa
Cinagara Kecamatan Maleber dan beberapa tempat lainnya.
Sebelum pergelaran
saptonan dimulai, diawali dengan prosesi atau upacara yang menggambarkan
keadaan masa kerajaan. Sejumlah peserta pun sudah mempersiapkan untuk kebolehan
untuk mengikuti adu ketangkasan menunggang kuda, dengan mengenakan kostum mirip
pada jaman kerajaan. Misalnya patih, adipati dan tumnggung memakai bendo, baju
taqwa dan kain lancar. Sementara, demang mengenakan pakaian yang lebih
sederhana seperti kain odot, celana pangsi, sandal karet (sendal bandol) yang
talinya sampai lutut. Begitu pula para menak, pamager sari mengenakan pakaian
yang sama seperti dipakai adipati dan tumenggung. Ada pula mengenakan pakaian
kebaya.
Adipati, Tumenggung
dan Demang menunggangi kuda diikuti oleh para prajurit atau ponggawa yang
mengenakan pakaian sampur, rompi, calana kain dodot, sendal serta membawa
tumbak, tameng dan keris, kujang, pedang, gondewa dan umbul-umbul.
Sapton berasal dari
kata Saptu (Sabtu) yakni acara rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu setelah
kegiatan seba raga (sidang) yang diadakan di sekitar Istana Karajaan Kajene
(Kuningan) tempo dulu. Sepintas, pergelaran sapton agak mirip dengan pacuan
kuda tradisional. Hanya saja, saptonan bukan lomba memacu kuda, tapi merupakan
uji ketangkasan menunggangi kuda sambil; melempar tombak ke arah ember berisi
air yang digantung di tiang atau gawang sapton tersebut.
Sedangkan panahan
tradisional, yakni salah satu warisan luluhur karajaan Kuningan yang ditularkan
kepada rakyatnya agar mampu menggunakan gondewa sebagai alat bela diri dalam
menghadapi gangguan ketentraman rakyat pada jaman dahulu. Selain itu,
mengandung makna pendidikan atau ajaran untuk lebih memusatkan diri dan menahan
emosi. Sebab dengan jiwa yang tenang biasanya kesuksesan mudah dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar