Senin, 21 Maret 2016

TRADISI KAWIN CAI



Sejatinya, tradisi kawin cai adalah salah satu bentuk apresiasi warga Desa Manis Kidul dan Babakan Mulya di lereng Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Ritual ini dimaksudkan untuk memohon air atau turun hujan saat musim kemarau panjang.
Selesai berdoa, sesepuh desa atau yang biasa dikenal dengan nama Punduh pun mencampurkan air yang diambil dari mata air Telaga Balong Tirta Yarta dengan air yang diambil dari mata air Cikembulan, Cibulan. Inilah istilah yang dipakai masyarakat sebagai Upacara Adat Kawin Cai yang intinya mengambil barokah air dari dua sumber mata air.
Mata air di Balong Dalem Tirtayatra dilambangkan sebagai pengantin perempuan dan 7 air dari mata air Cibulan dilambangkan sebagai pengantin pria. Selama perjalanan, baik dari Balong Dalem menuju Cibulan dan sebaliknya, selalu diiringi dengan berbagai ritual upacara dan tari-tarian tradisional layaknya upacara perkawinan.
Tradisi kawin cai ini sarat dengan budaya sunda. Terlihat dari pakaian yang mereka kenakan dan iring-iringan musik. Mereka membawa calon pengantin, yakni kendi yang akan mereka isi dengan air yang diambil dari sumbernya di kolam Balong Dalam Tirta Yatra. Prosesi diakhiri dengan makan bersama, yang diambil dari hasil pertanian. Sebagian warga menganggapnya sebagai berkah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar