BAB I
TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
A. Pendahuluan
Mata kuliah ilmu
budaya dasar adalah mata kuliah yang salah satu yang membicarakan
tentang nilai-nilai, kebudayaan tentang berbagai macam masalah yang di
hadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Hal itu perlu karena di
rasakan kekurangan pada sistem pendidikan kita baik pada tingkat
menengah maupun pada tingkat perguruan tinggi. Tanpa memungkiri banyak
faktor-faktor lain yang menyebabkan salah satu yang penting adalah
sistem pendidikan kita.
Dengan mendapat mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar mahasiswa di harapkan memiliki latar belakang
pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya
dan menimbulkan minat mendalami lebih lanjut, agar demikian mahasiswa
turut mendukung dan mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan kreatif.
Jadi secara singkat dapatlah di katakan bahwa setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa di harapkan memperlihatkan :
1. Minat
dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan di
luar lingkungannya, menelaah apa yang di kerjakan sendiri dan mengapa.
2. Kesadaran akan pola-pola nilai yang di anutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
3. Kerelaan
memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang di anutnya
untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan
nilia-nilai tersebut untuk dirinya sendiri.
4. Keberanian
moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang di rasanya sudah dapat di
terima denga penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai
yang tidak dapat di benarkan.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, Negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut :
1. Kenyataan
bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yang biasanya tidak terlepas dari ikatan-ikatan
primordial, kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses
pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan
dampak positif dan negative, akibatnya dari pembenturan nilai budaya ini
ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan
manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya.
B. Ilmu budaya dasar sebagai bagian dari mata kuliah dasar umum.
Ilmu budaya dasar
merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum
(MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi.
Secara umum MKDU bertujuan untuk menghasilakn warga Negara sarjana yang
berkualitas sebagai berikut :
1. Berjiwa
pancasila sehingga keputusan maupun tindakan mencerminkan pengalaman
nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi.
2. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap sesama.
3. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi berbagai masalah kehidupan.
4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan bersama-sama mampu berperan serta di dalam pelestariannya.
C. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana Ilmu
Budaya Dasar adalah pengetahuan yang di harapakan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang di
kembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya
Dasar di kembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa inggris “The Humanities”.
Humanities itu sendiri barasal dari bahasa latin humanus yang berarti
manusia, berbudaya halus.
Untuk mengetahui bahwa
Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu
perlu di ketahui pengelompokan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu alamiah ( natural science )
Ilmu alamiah bertujuan
mengetahui keteraturan yang terdapat di dalam alam semesta. Caranya
ialah dengan menentukan hukum yang berlaku menegenai keteraturan itu
lalu di buat analisis untuk menentukan kualitas.
2. Ilmu-ilmu sosial ( social science )
Ilmu-ilmu sosial
bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu di gunakan metode ilmiyah
sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu ilmiah.
3. Pengetahuan budaya (the humanitics)
Pengetahuan budaya
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang
bersifat manusiawi. Pengetahuan budaya ( the Humanities ) di batasi
sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat.
D. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar
sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal terhadap
nilai-nilai budaya. Baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitar.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar di harapkan dapat :
1. Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga
mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
terutama untuk kepentingan pofesi mereka.
2. Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka serta
mengembangkan daya kritis mereka tentang persoalan yang menyangkut kedua
hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing.
4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar lebih maju berdioalog satu sama lain
E. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari
kerangka tujuan yang telah di tentukan di atas dua masalh pokok yang
bisa di jadikan pertimbangan, kedua masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan
dan budaya yang dapat di dekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
2. Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Pokok Bahasan yang akan di kembangkan adalah :
- Manusia dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusia dan penderitaan
- Manusia dan keadilan
- Manusia dan pandangan Hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan
BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. Manusia
Manusia di alam dunia
ini memegang peranan yang unik, dan dapat di pandang dari berbagai macam
segi. Dalam ilmu ekstra manusia dimpandang sebagai kumpulan partikel
atom yang membentuk suatu jaringan sistem yang di miliki manusia (ilmu
kimia), manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri
(sosiologi), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan dan
lain-lain. Dari definisi-definisi tersebut kita dapat melihat bahwa
manusia selain dapat di pandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak
kepentingan.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia itu sendiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad, yaitu : badan kasar manuasia yang dapat di raba dan menempati
ruang dan waktu
b. Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
c. Ruh yaitu : bimbingan dan pimpinan dari tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d. Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri
sendiri
2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a. Id,
merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak
Nampak. Id merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukan
ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
b. Ego,
merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan
dari Id, sering kali di sebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena
perannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang
dapat di mengerti oleh orang lain.
c. Superego,
merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada
usia lima tahun. Di bandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang
secara internal dalam individu,superego terbentuk dari lingkungan
eksternal. Kode moral positif di sebut ego ideal, suatu perwakilan dari
tingkah laku yang tepat bagi individu untuk di lakukan.
Dari uraian di atas
dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara
tindakan dan unsur-unsur manusia.Seringkali, misalnya orang yang senang
terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat di
identifikasikan bahwa orang tersebut lebih di kendalikan oleh Id di
banding super Egonya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada
manusia.
B. Hakekat Manusia
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai salah satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi
yang dapat dilihat,di raba,di rasa, wujudnya kongrit tetapi tidak
abadi.Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat
di dalam tubuh tidak dapat dilihat,tidak dapat di raba, sifatnya abstrak
tetapi abadi.jika manusia meninggal jiwa lepas dari tubuh dan kembali
ke asalnya yaitu Tuhan.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaan terletak
pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya
dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia.
Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam,
yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah
rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di
manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang
hanya terdapat pada manusia misalnya :
1. Perasaan intelektual, yaitu petasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5. Perasaan
sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau
hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6. Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.
c. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk
dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi.
Sebagai mahluk budayawi manusia dapat di pelajari dari segi-segi :
kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi,
perkakas, bahasa dan sebagainya.
d. Mahluk
ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai
kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya Soren
Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme”
memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah
yang terikat dengan lingkungannya (ekologi).
Hidup manusia mempunyai tiga syaraf, yaitu estetis, etis dan religius.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Francis L.K. Hsu,
sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya
keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan
kesustraan cina klasik. Dalam jiwa manusia sebagai mahluk sosial budaya
itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran
konsentrif sekitar diri pribadi.
Nomor 7 dan 6 di sebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari dalam jiwa individu.
Nomor 5 disebut
kesadaran yang tak dinyatakan (uncxpressed conscious).Lingkran itu
terdiri dari pikiran dan gagasan yang di sadari oleh individu.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious).Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib,mengandung konsepsi tentang orang-orang.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra.
Nomor 1 disebut
lingkaran hubungan jauh,terdiri dari pikiran dan sikap alam jiwa manusia
tentang manusia,benda-benda,alat-alat pengetahuan dan adat yang ada
dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri.
Nomor 0 disebut
lingkungan dari luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan yang
hamper sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1.
Banyak
orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan barat dan
kebuyaan timur. Orang-orang yang sering mendiskusikan kontras antara
kedua konsep tersebut secara popular, biasanya menyangka bahwa
kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik,
pikiran preologis, keramatamahan, dan gotong royong. Berikut ini
dipaparkan bagan psiko-sosiagram manusia sebagaimana diuraikan di atas
menurut Prof.Dr.Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul kebudayaan,
mentalis dan pembangunan.
0. Dunia luar
1. Lingkungan hubungan jauh
2. Lingkungan hubungan berguna
3. Lingkugan hubungan karib
4. Kesadaran yang dinyatakan
5. Kesadaran yang tak di nyatakan
6. Sunsadar
7. Taksadar
D. Pengertian Kebudayaan
Dua orang antropolog
termuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang
terdapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan yang di
miliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang superorganic, karena kebudayaan yang turun menurun dari generasi ke
generasi hidup terus.
Kebudayaan jika dikaji
dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang
berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata
colere yang berarti mengolah tanah.Seorang antropolog yaitu E.B Tylor
(1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :
Kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapatkan oleh
manusia sebagai angotta masyarakat.
- Selo Sumarjan dan soelaeman Soeardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
- Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
- Koentjaraningrat
mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus diibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan
dari hasil budi pekertinya.
- A.L
krober dan C.Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah menifestasi
atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas luasnya.
Sistem nilai dan
gagasan utama sebagai hekekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem
kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideology, sistem sosial dan
sistem teknologi.
E. Unsur-Unsur Kebudayaan
Yang di maksud dengan
unsur di sini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga
kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar
penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Beberapa orang
sarjana, telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan misalnya
Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan.di
katakana bahwa ada empat unsur dalam kebudayaan yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan
Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dari
sistem norma organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas
pendidikan dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn di dalam
karyanya berjudul Universal Categories Of Culture mengemukakan bahwa ada
tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai homo religious.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan.Merupakan produk homo socius.
3. Sistem pengetahuan .Merupakan produk manusia sebagai sapiens.
4. Sistem
mata pencarian hidup dan sistem-sietem ekonomi.Merupakan produk manusia
homo economicus menjadikan tingkat kehidupan anusia secara umum terus
meningkat.
5. Sistem Teknologi dan Peralatn, Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.
6. Bahasa.Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
7. Kesenian. Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.
F. Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia :
Wujud ini di sebut
sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat di lihat dan berpusat pada
kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain,
dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan
hidup.
2. Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat di amati atau
diobserfasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial, Sistem sosial
bersifat kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari bisa
diobservasi, di foto dan didokumentasi.
3. Wujud Sebagai benda :
Aktivitas manusia yang
saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan
sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
G. Orientasi Nilai Budaya
Menurut C,Kluckhohn
dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) Sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima
masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk
manusia setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem ada yang berusaha untuk
memandang hidup,ada pula denga pola kelakuan tertentu yang mengganggap
hidup sebagai hal yang baik “mengisi hidup”
2. Hahekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan
hakekatnya berbeda-beda. Di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya
bertujuan untuk hidup karya memberikan kedudukan atau kehormatan karya
merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk
setiap kebudayaan berbeda ada yang berpandangan mementingkan orientasi
masa lampau ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang
akan datang.
4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin.
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang
mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secra horizontal
(sesamanya) maupun secra vertical (orientasi kepada tokoh tokoh) ada
pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan
sendiri).
H. Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan
kebudayaan di manapun selalu dalam keadaan berubah,sekalipun masyarakat
dan kebudayaan primitive yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan
masyarakat lainnya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan
mempunyai dinamika dan gerak.
Terjadinya gerak/ perubahan ini di sebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan ini, selain
karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi
kebudayaan,penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Perubahan sosial
adalah segala perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan
pola-pola hubungan sosial.
Sedangkan perubahan
kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu di hadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing
yang berbeda. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala mempermudah
berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut
proses tadi adalah :
a. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
b. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit di terima
c. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru
d. Ketegangan-ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.
1. Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah :
a. Unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah di
pakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
b. Unsur-unsur yang terbukti mambawa manfaat besar.
c. Unsur-unsur yang dengan mudah di sesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut.
2. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah misalnya:
a. Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideology
b. Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
3. Pada
umunya generasi muda di anggap sebagai individu-individu yang cepat
menerima unur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses
akulturasi.sebaliknya generasi tua, di anggap sebagai orang-orang kolot
yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu
masyarakat yang terkena proses akulturasi,selalu ada kelompok-kelompok
individu yang sukar sekali atau bahkab tak dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu kebudayaan baru diantaranya :
1. Terbatasnya
masyarkat memiliki hungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika
pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama maka penerimaan unsur baru itu
mengalami hambatan dan harus disensor sulu oleh berbagai ukuran yang
berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
4. Suatu
unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan-landasan bagi diterimanaya unsur
kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila
unsur yang baru itu meniliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat
dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang
bersangkutan.
I. Kaitan Manusia Dan Kebudayaan
Secara sederhana
hungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku
kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan manusia.
Dalam sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
malaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Dari
sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang
setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat di nyatakan
sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses
diakletis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivitas,
yaitu proses di mana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Manusia dan
kebudayaan, atu manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai
hubungan erat satu sama lain.Analisa terhadap keberadaan keduanya harus
menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat di
lakukan dengan lebih cermat.
BAB III
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A. Pendekatan Kesusastraan
Hampit di setiap jaman
seni termasuk sastra memegang peranan yang penting dalam the
humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai
kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang
terdapat dalam filsafat atu agama.
Karena seni adalah
ekspresi yang sifatnya tidak normative, seni lebih mudah berkomunikasi,
karena tidak normatif nilai-nilai yang di sampaikan lebih fleksibal baik
isinya maupun cara penyampainnya.
Orientasi the
Humanities adalah ilmu : Dengan mempelajari satu sebagai dari disiplin
ilmu yang mencakup dalam the humanities, mahasiswa di harapkan dapat
menjadi homo humanus yang lebih baik.
B. Ilmu Budaya Dasar Yang Di Hubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak
pandangannya. Kadang-kadang di sebut narrative fiction, prose fiction
atu hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering di
terjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk
cerita tau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan
alur yang si hasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesussatraan Indonesia kita mengenai jenis prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa lama meliputi
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
b. Prosa baru meliputi
1. Cerits pendek
2. Roman/novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
C. Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang
bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita Dengan
perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat
sastra. Adapun nilai-nilai yang di peroleh pembawa lewat sastra antara
lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang di peroleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman, pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal
dareh atau tempat asing, pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh asing.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan
sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia. Dalam novel
sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau
laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lampau,
bahkan juga kehidupan yang akan dating atau kehidupan yang asing sama
sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat
menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. Salah satunya adalah novel
Siti Nurbaya.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi
seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman
dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan
untuk memilih respon-respon emosional atau ransangan aksi yang mungkin
sangat berbeda daripada apa yang di sajikan dalam kehidupan sendiri.
Berkenaan dengan moral
, karya satra dapat di bagi menjadi dua : Karya sastra yang menyurakan
aspirasi jamannya, dan karya satra yang menyuarakan gejolak jamananya,
ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Kedua macam sastra itu
selalu menyampaikan masalah. Masalah ini di sampaikan dengan jalan
menyajikan interaksi tokoh-tokohnya.Kita kenal Mahabrata dan Ramayana,
Mahabrta menceritakan kepahlawanan orang-orang pandawa yang pemberani.
Pokok bhasan manusia
dan cinta kasih dapat di hungkan denga cinta kasih antara Maria dan
Yusuf dalam buku layar terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam
rangka pengjaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan lepas di arahkan pada
tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni.
Puisi dapat di pakai sebagai media sekaligus sebagai sumber sesuai
dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya
Dasar.
Puisi termasuk satra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan.
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas
penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura
bahasa (figutrative language ) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori sehingga puisi menjadi segar hidup, menarik dan
memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiqiuitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda banya tafsir
3. Kata-kata
berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi
perasaan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan,sehingga lebih menggugah hati.
Dibalik kata-katanya yang padat,ekonomis dan suakr di cerna maknanya itu,puisi berisi potret kehidupan manusia.
Adapun alasan-alasan yang melandasi penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagi berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan
penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman
perwakilan”. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat di
lakukan dengan suatu kemampuan yang di sebut “imaginative entry” yaitu
kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang
di tuangkan penyair dalam puisinya.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat di ajak untuk dapat menjenguk hati/penyair manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
- Penderitaan atas ketidakadilan
- Perjuangan untuk kekuasaan
- Konflik dengan sesame
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Cinta kasih itu
kadang-kadang tidak berdiri sendiri,ia sering berpadu dengan nilai-nilai
kemanusiaan yang lain seperti penderitaan
(kesepian,kesedihan,keputusan,dll).
Puisi merupakan
sesuatu yang hidup dalam metafisis, suatu impian yang berkribadian
sehingga sukar dihayati isinya, Walaupun demikian bila puisi dibaca
dengan baik setidaknya akan membantu pembaca dalam menafsirkannya.
BAB IV
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum
bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat
suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) ataupun (rasa) sangat kasih
atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan
sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Cinta memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam
hubungan perlkawinan,pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak hubungan
yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Cinta selalu
menyatakan unsur-unsur dasar tertentu,yaitu pengasuhan,tanggung jawab,
perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling menonjol
adalah cinta seorang ibu kepada anaknya, Sedangkan tanggung jawab dalam
arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam
kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukan penyelenggaraan atas
hubungan fisik. Unsur yang ketiga adalah perhatian yang berarti
memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka
diri sebagaimana adanya. Yang ke empat adalah pengenalan yang merupakan
keinginan untuk mengetahui rahasia menusia. Dengan ke empat unsur
tersebut, yaitu pengasuhan,tanggung jawab,perhatian dan pengenalan suatu
cinta dapat dibina secara lebih baik.
Pengertian tentang
cinta di kemukaan oleh Dr.Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta
memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman, dan kemesraan.
Beraneka ragam cinta tingkat rendah :
1. Cinta kepada setan
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu
3. Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tepat tinggal.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam kehidupan
manusia,cinta menampakan diri dalam berbagai bentu.Kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain.
Atau juga istri dan anaknya, hartanya atau Tuhan.
- Cinta Diri
Cinta diri erat
kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia sengan untuk tetpa
hidup, menegmbangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun
ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya.
- Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat
hidup dangan penuh keserasian dan keharmonisan dengan menusia lainnya,
tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Pun hendaknya ia mneimbangkan cintanya itu dengan cinta dan
kasih sayang pada orang-orang lain,bekerja sama dan member bantuan kepda
orang lain.
- Cinta seksual
Cinta erat kaitannya
dengan seksual. Sebab ilaha yang bekerja dalam melestarikan kasih
sayang, keserasian dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan
faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
- Cinta kebapakan
Mengingat bahwa antara
ayah dengan anak-anakanya tidak terjalin oelh ikatan-ikatan fisiologis
seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anakanya, maka para ahli
ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan
fisiolagis seperti halnya dorongan keibuan,melainkan dorongn psikis.
- Cinta kepada Tuhan
Puncak cinta manusia yang paling jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Tuhan dan kerinduan kepada-Nya.
C. Kasih Sayang
Pengertian kasih
sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karanngan W.J.S poerwadaminta
adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang.
Cara pemberian cinta kaih orang tu terhadap anaknya dapt di bedakan :
1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
2. Orang tua bersifat pasif si anak bersifat aktif
3. Orang tua bersifat pasif si anak bersifat pasif
4. Orang tua bersifat aktif si anak bersifat aktif.
Ada bermacam-macam
kasus kasih sayang delam kehidupan, semua orang tua mengharapkan hidup
anaknya bahagia. Karena itu, tidak sedikit orang tua menumpahkan kasih
sayang secara berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan pendapatannya,
Ada yang secara berlebihan, disiplin, secara memberikan kebebasan dan
sebagainya. Karena itu ada yang berhasil, tetapi banya pula yang gagal.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal dari
kata dasar mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab kemesraan
ialah hubungan akrab baik antara pria wanita yang sedang mabuk asmara
maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan
perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Cinta yang barlanjut
menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.Kemesraan adalah perwujudan
dari cinta, kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan
kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan
kemampuan dan bakatnya.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah salah
satu menifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalm
bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat di
pisahkan dari kehidupan manusia, Hal ini karena pemujaan kepada Tuhan
adalah inti nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah
pencipta,tetpi tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan
segala perintahnya, karena itu jelaslah bagi kita semua bahwa pemujaan
kepada tuhan adalah bagian hidup manusia karena tuhan pencipta semeesta
termaasuk manusia itu sendiri dan penciptaan semesta untuk manusia.
F. Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes di
jelaskan ada tiga macam cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepda
tuhan, Cinta philia ialah cinta ibu bapaknya (orang tua) dan saudara dan
ke tiga cinta Amor/eros ialah cinta antara pria dan wanita.
Selain itu masih ada
cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesame merupakan
perpaduan antara cinta agape dan cinta philia.
Cinta sesama ini
diberikan istilah belas kasihan untuk membedakan antara cinta kepada
orang tua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan.
Perbuatan atau sifat belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
Cara –cara menumpahkan belas kasihan
Dalam kehidupan banyak
sekali yang harus kita kasihani dan banyak cara kita menumpahkan belas
kasihan, yang perlu kita kasihani antara lain : yatim piatu, orang-orang
jompo yang tidak mempunyai ahli waris,pengemis yang benar-benar tidak
mampu bekerja,orang sakit,orang cacat,masyarakat kita yang hidup
manderita dan sebagainya. Orang-orang itu umumnya menderita lahir dan
batin dan umumnya sedikit tangan yang menaruh belas kasihan.
Berbagai macam orang
memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang
memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan
pakaian,maanan dan sebagainya.
G. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih
kesaudaraan merupakan cinta kasih antar orang-orang yang sama-sama
sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap
orang-orang yang lemah tanpa daya.
Pertama-tama cinta
kasih erotis kerap kali di campur dengan pengalaman yang berupa
eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang
sampai waktu itu terdapat di antara dua orang yang asing satu sama
lain.
Dalam cinta kasih
erotis terdapat ekslisif yang tidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Ciri-ciri ekslusif dalam cinta
kasih erotis ini perlu di bicarakan lebih lanjut. Kerap kali
ekslusivitas dalam cinta kasih erotis disalah tafsirkan dan di artikan
sebagai suatu ikatan hak milik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar