Rabu, 13 Februari 2013

Tentang Pemberian Grasi kepada Terpidana Narkoba

Grasi adalah salah satu dari lima hak yang dimiliki kepala negara di bidang yudikatif. Sesuai Undang-undang Dasar Tahun 1945, Presiden memberi grasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Grasi, pada dasarnya, pemberian dari Presiden dalam bentuk pengampunan yang berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan putusan kepada terpidana. Dengan demikian, pemberian grasi bukan merupakan persoalan teknis yuridis peradilan dan tidak terkait dengan penilaian terhadap putusan hakim.

Pola Pangan Harapan Sebagai Pengganti Ketergantungan Pada Beras

Pangan merupakan hal yang sangat penting dan strategis bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Kebutuhan manusia akan pangan ialah hal yang sangat mendasar, sebab konsumsi pangan adalah salah satu syarat utama penunjang kehidupan. Kini pangan ditetapkan sebagai bagian dari hak asasi manusia yang penyelenggaraannya wajib dijamin oleh negara.

Kontroversi Hukuman Mati

Hukuman mati terhadap koruptor kembali menjadi debat publik setelah belum lama ini Musyawarah Nasional alim ulama dan Konferensi Besar Nahdatul Ulama di Cirebon mengeluarkan fatwa hukuman mati bagi pencuri uang negara. Lalu, apakah hukuman mati itu sendiri adalah hukuman yang adil, manusiawi dan konstitusional? Tulisan ini membahas argumen-argumen kelompok yang kontra dan pro hukuman mati, khususnya terhadap koruptor.

Faktor-faktor Penyebab Perilaku Menyimpang



a. Faktor dari dalam (intrinsik)
1) Intelegensi
Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuaikan diri di masyarakat. Akibatnya terjadi penyimpanganpenyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap kasar, tidak bisa berpikir logis.